Selasa, 29 Juni 2010

SINOPSIS ARTI SAHABAT EPISODE 15

Di rumah Vita, handphone Lisa berdering terus. Vita berteriak memanggil Lisa tapi Lisa tidak juga datang. Akhirnya, Vita pun memutuskan sambungannya, eh, malah di handphone Lisa banyak banget foto Yudha sama Ajeng sedang bermain layangan. Vita kaget bercampur heran. Ketika Lisa datang, Vita langsung melepaskan handphone temannya itu dan pura-pura tidak tahu apa-apa. Ia pun mengatakan tadi ada telepon tapi Lisa tidak datang-datang.

Vita menjauh dari Lisa untuk menelepon Yudha. Yudha pun datang ke rumah Vita, dan Vita memberi tahu tentang foto-foto Yudha bersama Ajeng di handphone Lisa. Yudha kaget bukan main, ternyata orang yang mengirim mms mencurigakan itu adalah Lisa. Yudha bilang dia bakal nembak Ajeng, tapi Angel yang mendengarnya sewot. Dia gak ingin sahabatnya, dijadikan pacar oleh Yudha. (aku gak begitu inget adegan ini)

Vita datang ke Lisa dan memarahinya. Dia melempar handphone Lisa. Tidak lama kemudian, Ajeng datang dan mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi. Lisa langsung minta maaf ke Ajeng. Yudha bilang jangan memaafkan orang seperti Lisa. Tapi Ajeng yang polos memaafkan Lisa.

Beberapa saat kemudian, Vanessa datang dan berdiri di samping Ajeng. Yudha dab Vita kaget bukan main. Ajeng langsung memperkenalkan Vanessa ke teman-temannya. Ajeng menunjuk Yudha, dan berkata kalau Yudha adalah si kapten basket SMA 25 yang nyebelin itu.

“Hai baby boy! Long time no see…” seru Vanessa langsung berlari memeluk Yudha. Ajeng kaget dan tidak mengerti. Yudha melihat Ajeng ketika Vanessa memeluknya.

“Loe kenapa disini, bukannya di Amrik?” tanya Vita. Vanessa pun menjelaskan kedatangannya (apa sih alasannya?). Vita lalu menjelaskan ke Ajeng kalau Vanessa itu adalah teman satu SMP dengan dia dan Yudha.

“Gue pulang dulu, ya!” seru Yudha langsung buru-buru pergi. Ajeng curiga kalau diantara Yudha dan Vanessa ada sesuatu yang spesial.
Di jalan, Yudha berkata dalam hati, “Ngapain dia dateng kesini setelah gue berusaha ngelupainnya? Dia malah dateng!”

Beberapa masa yang lalu…
Yudha menembak Vanessa di sebuah taman. Dia membawa bunga di tangannya, tapi Vanessa bilang kalau dia tidak bisa soalnya dia ingin banget sekolah di Amerika.

Di rumah Vita, Vita ngomong ke Vanessa tentang Vanessa sudah membuat Yudha putus asa. Intinya, Vita itu marah ke Vanessa. Ajeng tidak sengaja mendengarnya, ternyata kecurigaannya benar kalau ada hubungan yang spesial antara Vanesa dan Yudha. Bahkan Yudha sendiri yang sudah menembak Vanessa tapi Vanessa menolak Yudha.

Ajeng melihat pantulan dirinya di cermin sambil membanding-bandingkan dirinya dengan Vanessa. Dia bilang kalau Vanessa itu cantik banget, pinter banget, kaya banget, sementara dirinya biasa banget.

Di sekolah, Marco sedang melihat foto-foto semalam di rumah Vita di laptopnya. Hingga akhirnya perhatiannya terhenti melihat foto ketika Fathir sedang ngeliatin Vita. Marco mulai curiga, tapi dia yakin Fathir orangnya baik. Sebelum ketahuan Angel, Marco langsung menghapus foto tersebut.

Di halaman, Marco menghampiri Fathir. Marco menyerahkan foto-foto tadi malam ke Fathir, dia bilang semua fotonya bagus-bagus, tapi dia harus menghapus satu foto. Fathir bertanya foto apa yang dihapus dan Marco menjawab kalau foto yang dihapusnya adalah ketika Fathir ngeliatin Vita. Fathir langsung menunduk. Dia kan memang mencintai Vita, bukan Angel. Marco bilang Fathir sudah meminta Angel menjadi pacarnya dan Angel adalah orang yang Marco sangat sayang, jadi Fathir jangan sampai bikin Angel patah hati. Marco lalu pergi setelah menepuk bahu Fathir.

Fathir berpikir kalau Marco dan Angel itu sama-sama baik. Jadi mereka harus bahagia. Dia pun punya rencana untuk menyatukan Marco dan Angel. Fathir langsung lari ke arah Marco, Fathir bilang kalau Marco hebat juga jadi fotografer, dan OSIS lagi butuh seorang fotografer. Marco menyanggupinya.

Fathir sedang makan jajanan di halaman sekolah bersama Angel. Fathir terlihat sedang termenung dan Angel bertanya ada apa. Fathir bilang kalau dia sedang butuh seorang redaksi, kalau fotografernya sudah ada. Angel tidak percaya kalau sejak tadi Fathir sedang memikirkan hal itu. Angel menawarkan diri untuk menjadi redaksi soalnya dia merasa pintar menulis. Fathir langsung menyambut baik.

Di kantor OSIS, Angel heran kenapa ada Marco. Marco yang ketika itu lagi megang kamera bilang kalau dialah fotografer untuk redaksi. Angel kecewa, soalnya dia harap fotografernya adalah Fathir agar dia dengan Fathir bisa lebih barengan. Fathir di balik pintu tersenyum kemenangan.

“Maaf ya, gue gak bermaksud membohongi loe, gue ingin loe berdua bahagia,” batin Fathir.

Ajeng sedang bergumam di tangga hingga akhirnya Yudha menghampirinya. Mereka saling ledek-ledekan. Yudha bilang Ajeng harus menjadi cewek konyol di perlombaan basketnya nanti, meneriaki nama Yudha. Ajeng menolaknya mentah-mentah.

Vita sedang berada di mobilnya bersama Kirana mencari tempat parkir di SMA Kartini. Kirana bilang disini pasti banyak cowok-cowok ganteng. Kirana lalu menunjuk tempat parkir yang kosong, tapi di belokan sebuah mobil Jeep berwarna hitam dengan nomor polisi B2384BP datang dan menabrak mobil Vita. Vita dan Kirana keluar dari mobilnya, cowok itu juga keluar dari mobil jeepnya. Mereka berantem. Saling menuntut kerugian hingga akhirnya, cowok itu memberikan Vita uang cukup banyak dari dompetnya. Lalu pergi. Vita tidak terima dan mengejar Mike, nama cowok tadi, dan menendangnya. Vita lalu mengembalikan uang dari cowok itu yang tadi diberikan untuknya, lalu memberikan uang lagi dari dompetnya lebih banyak lagi ke cowok tersebut.
Yudha sedang berjalan di SMA Kartini, dia sedikit kebingungan karena baru pertama kali ke sekolah tersebut. Vanessa datang dan menyambutnya. Intinya sih bicara tentang hubungan mereka. Yudha bilang jangan mendekatinya lagi soalnya dia sudah menghilangkan kenangannya bersama Vanessa dari otaknya. Lalu pergi. Vanessa berdiri sedih, dalam hatinya, “Andai loe tahu alasan gue ke Amrik”
Di koridor sekolah, Pak Roy menabrak Bu Amanda. Pak Roy bilang, mau di sekolah sendiri atau di sekolah orang lain mereka tetap tabrakan. Pak Roy menawarkan makan malam ke Bu Amanda, lalu mereka jalan ke arah yang berbeda. Pak Roy bergumam dalam hatinya kalau dia tahu pikiran cewek, jadi Bu Amanda pasti bakal nengok. Pak Roy menghitung sampai 5, tapi Bu Amanda gak nengok2. Pak Roy heran. Dan dia kembali menengok lagi. Eh, ternyata mereka sudah saling menengok/
Di tempat tanding basket, Yudha merasa tidak konsentrasi soalnya ada Vanessa disana. Dia merasa tidak bisa bertanding bagus kalau seperti ini, sementara ada Vanessa dan Ajeng. Yudha juga merasa perasaannya kacau banget karena terbagi dua seperti ini. Ajeng lalu datang dan menyemangatinya, Ajeng bilang kalau Yudha bukan main untuk dirinya sendiri. Tapi untuk sekolah juga. Yudha jadi semangat lagi dan bilang kalau dia akan main untuk dirinya, sekolah, dan terutama untuk Ajeng.

Ajeng menghampiri Vanessa yang sedang menangis di tangga (kebetulan Vanessa adalah ketua tim cheers dari SMA Kartini). Ajeng nanya, “Loe kenapa? Sakit? Kok sedih?” tanya Ajeng. Vanessa memohon ke Ajeng untuk mendekatkannya kembali dengan Yudha. Soalnya Cuma Ajeng yang dekat dengan Ajeng. Seorang anak SMA Kartini menghampiri Vanessa dan bilang kalau Vanessa sudah ditunggu.
Ketika mulai tanding basket, tim cheers SMA 25 lebih dahulu tampil. Tim cheers SMA Kartini melihatnya dengan meremehkan. Selanjutnya mereka yang tampil.

Mike datang dan melihat Vita. Vita kaget, dia baru tahu kalau si pangeran sombong itu adalah kapten tim basket dari SMA Kartini (aku curiga nih, pasti dia bakal jadi orang ketiga antara Fathir-Vita). Pertandingan basket pun dimulai, Yudha dan Mike saling hadap-hadapan. Para penonton bersorak mendukung sekolah mereka masing-masing. Sementara SMA 25 unggul 14-12.

Ketika, saat istirahat, tim cheers SMA Kartini hendak dance lagi. Vanessa gugup melihat Vita yang melihatnya dengan meremehkan, dia yang tadi sedang naik ke paha temannya pun jatuh dan pingsan. Yudha langsung berteriak memanggil Vanessa dan hendak membawanya ke UKS sekolah. Anak-anak memanggil Yudha tapi Yudha bilang dia bakal menyusul. Yudha menggendong Vanessa, sementara dia melihat Ajeng dari kejauhan dengan tatapan bekunya. (OMG, aku baru sadar Steven William itu ganteng banget)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar